Minggu, 27 April 2014

Zaman Es





Apa yang terjadi jika bumi mengalami pergiliran musim yang cukup ekstrim ? hal ini terjadi beberapa juta tahun lalu. Yaitu zaman glacial dan interglasial. Zaman glasial dimulai dengan adanya Zaman Pleistosen yang berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu. Zaman pleistosen ditandai dengan adanya siklus glasialisasi, yaitu mendinginnya iklim bumi dan meluasnya lapisan es tebal di kedua kutub. (Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa zaman es juga terjadi pada masa-masa jauh sebelum Zaman Pleistocenini). Terdapat bukti-bukti terjadinya sekurang-kurangnya 8 kali zaman es besar (empat di antaranya yang ekstrim, termasuk zaman es yang terakhir), diselingi zaman “antar-es” (interglacial) yang iklimnya relatif panas.
Pada setiap zaman es, terjadi siklus yaitu air lautan mendingin lalu penguapan air menjadi berkurang. Hal itu lalu mengakibatkan jumlah awan berkurang dan curah hujan menurun sehingga tumbuhan berkurang dan gurun bertambah luas. Lapisan es di kutub bertambah tebal dan meluas ke daerah iklim sedang, sampai sepertiga permukaan bumi tertutup es. Karena banyak air berubah menjadi es, maka permakaan air laut surut, di beberapa tempat sampai lebih 100 meter.
Hal yang sebaiknya terjaadi pada zaman Interglacial: iklim menjadi panas -> es kutub dan es gunung mencair -> hujan bertambah -> tumbuhan bertnabah. Juga permukaan laut naik sampai lebih dari 100 meter; laut “menyerbu” jauh ke daratan. Kecepatan naiknya permukaan laut ini rata-rata 5 cm/ tahun.
Sementara itu di wilayah-wilayah bekas es, karena beban es itu tidak ada lagi, permukaan tanah naik ke atas berkat elastisitas kulit bumi. Kenaikan tanah ini ada yang lebih cepat dari naiknya permukaan laut, sehingga sedimen-sedimen laut ditemukan jauh di atas laut. Ini adalah proses “vaulting” yaitu pergeseran tektonik lempeng-lempeng kulit bumi, yang bisa mengangkat dasar laut mencuat jauh ke atas.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM
Di Ensikopedia Britannica disebutkan, selama lebih dari saut abad para ilmuwan memperdebatkan terjadinya siklus iklim pada Zaman Pleistosen dan sebab-musababnya. Kata EB, ”many theories have been proposed to account for the [pleistocene] glaciation (pembentukan es), but most are deficient in view of _current_scientific knowledge about Pleistocene climates. One early theory of astronomical cycles, seems, to explain much of the climatic cycles.” Kemudian EB merasa perlu untuk bercerita panjang lebar mengenai teori astronomis itu.
Peredaran bumi mengelilingi matahari (revolusi) diketahui mempunyai beberapa parameter yang berubah secara siklis:
(1) Eksentritas orbit bumi, di mana sumbu eksentriknya bergeser dengan siklus 100 ribu tahun jadi tiap 100 ribu tahun sekali ada masa ketika musim dingin yang ekstra dingin di utara bertepatan dengan titik paling jauh bumi dari matahari à hasilnya adalah musim dingin yang ekstra dingin
(2) Kemiringan sumbu bumi dari bidang orbit bumi yang juga mempunyai siklus 41 ribu tahun;
(3) Pergeseran sumbu bumi (presesi) yang mempunyai siklus 19 ribu dan 23 ribu tahun.
Dari ketiga parameter ini, para pakar dapat menghitun grafik radiasi panas yang diterima bumi untuk setiap garis lintang, dan setiap musim, selama 600 ribu tahun terakhir. Kemudian, pada tahun 1976 disajikan laporan hasil penelitian yang membuktikan siklus astronomis itu dengan kehisupan di bumi. Yakni dengan melakukan : 1) ‘Dating’ pada tingkat-tingkat dasar laut di Barbados dan Papua; dan yang lebih penting 2) Penetapan kronologi pembentukan es (Glasiasi) sebagaimana disimpulkan dari pengukuran isotop O2 kelautan. Analisis spectral dari isotop O2 yang diambil dari sampel-sampel laut dalam memperlihatkan adanya variasi iklim yang siklusnya mirip dengan siklus astronomis di atas : 100.000 tahun, 43.000 tahun, 24.000 dan 19.000 tahun.
Penyebab terjadinya zaman es salah satunya adalah akibat terjadinya proses pendinginan aerosol yang sering menimpa planet bumi. Letusan gunung Krakatau adalah salah satu contohnya dalam skala kecil sedangkan salah satu teori kepunahan dinosaurus (tumbukan Chicxulub) adalah salah satu contoh skala besar.
Zaman Es Terakhir
Dari segi pandang sudut di atas, zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira 10.000 tahun lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses pelelehan es di zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli membuktikan proses ini berakhir sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Zaman Es di Nusantara
Ketika zaman es, pemukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang, karena banyak air yang membeku di daerah kutub. Kala itu Laut China Selatan kering, sehingga kepulauan Nusantara barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu pulau Papua juga tergabung dengan benua Australia. Setelah peristiwa pelelehan es tersebut, gelombang migrasi manusia ke Nusantara mulai terjadi.
Bukti adanya zaman es
Bukti geologis zaman es bermacam – macam, termasuk cacat pada batuan, glacial moraines, drumlin, potongan lembah, kemiringan batuan dan juga batuan glacial. Glacial suksesi cenderung mengahapus dan mengubah bukti geologisnya, membuat jadi lebih susah untuk diperkirakan. Lebih jauh lagi, bukti ini masih terlalu susah untuk di perkirakan waktunya secara tepat; teori – teori mengasumsikan bahwa jaman glacial lebih pendek dibanding interglacial. Adanya batuan sedimen dan es menunjukan kenyataan sebenarnya: jaman glacial itu panjang dan interglacial itu pendek.
Bukti Khemis sebagian besar terdiri dari variasi rasio isotop pada fosil yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen dan batuan sedimen laut. Untuk periode glacial yang paling baru inti es menyediakan proxy iklim dari es, dan sample atmosfer dari yang terdapat pada gelembung di udara. Karena air mengandung isotop lebih berat mempunya titik uap yang lebih tinggi, maka prporsinya berkurang dengan kondisi yang lebih dingin. Ini mengakibatkan catatan tempratur dapat tersusun. Walaupun begitu, bukti ini dapat ditemukan pada factor lain yang tercatat oleh rasio isotop.
Bukti Paleontologis terdiri dari perubahan – perubahan pada persebaran geografis fosil. Pada saat periode glacial organisme bersuhu dingin tersebar pada keleluasaan lebih rendah, dan organism yang menyukai kondisi lebih hangat menjadi punah. Bukti ini juga cukup sulit untuk di interpretasikan karena membutuhkan (1) sedimen yang terletak selama periode waktu yang lama, (2) organism kuno yang telah bertahan selama beberapa juta tahun tanpa perubahan dan suhu layaknya mudah diketahui; dan (3) penemuan fosil yang relevan, yang membutuhkan keberuntungan tinggi.
Walaupun dengan kesusahan seperti ini, analisis terhadap batangan es dan inti sedimen laut menunujukan periode glacial dan interglacial selama beberapa juta tahun lalu. Ini semua juga memastikan hubungan antar jaman es dan fenomena lempengan antar benua seperti glacial moraines, drumlin dan batuan glacial. Maka itu pergerakan lempeng benua telah diterima sebagai bukti yang baik untuk jaman es awal ketika ditemukan di lembaran yang terbentuk jauh sebelum batangan es dan laut ada.


1 komentar:

  1. apple watch 6 titanium steel - TithronX
    apple watch 6 titanium drill bit set titanium steel - TithronX - $100.00. Free Shipping. titanium water bottle Add to cart. stainless steel vs titanium apple watch CUSTOMERS. titanium trim hair cutter reviews $100.00. Product Description. titanium frame glasses

    BalasHapus