Pengertian Jagat Raya
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda - benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.
Jagat Raya dengan segala isinya masih menyimpan misteri. Sebagian sudah ada yang terungkap, namun masih banyak yang belum diketahui, misalnya dimana batas / dinding dari ruang yang disebut alam semesta / Jagat Raya tersebut ? Maka, jawabannya adalah tidak terbatas. Mengapa ? Karena hingga saat ini kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologinya belum dapat membuktikan dimana ujung / dinding dari ruang Jagat Raya tersebut.
Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.
B. Teori Pembentukan Jagat Raya
Apakah yang disebut jagad raya? Bagaimanakah bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya telah banyak dikemukakan para ahli astronomi. Teori ini telah berkembang sepanjang waktu sejalan dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli astronomi telah banyak mengungkap rahasia alam semesta, jika manusia melihat ke angkasa seolaholah batas pandang kita berbentuk setengah lingkaran dikatakan para ahli astronomi “Bola Langit”.
Bola langit adalah suatu ruang (space) yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah berbentuk lingkaran (seperti bola). Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang. Proses tersebut tidak berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut spiral lain yang terkenal yaitu kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Galaksi Bimasakti disebut juga Milky Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda), astronom yang pernah menyelidiki galaksi ini di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier, dan Shapley. Galaksi Bimasakti dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Inti Galaksi Bimasakti terletak di arah gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari matahari.
2. Bimasakti berbentuk keping atau roda cakram, dan porosnya sebagai inti sistem.
3. Corak atau struktur spiral dengan massa lebih kurang 100 miliar massa matahari yang sebagian besar tidak terlihat dalam kabut gelap atau bintang yang hampir padam.
4. Garis tengah susunan perbintangan 80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun cahaya sampai mencapai 15.000 tahun cahaya di tengahnya.
5. Matahari berada pada jarak 30.000–35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.
6. Matahari dengan bintang-bintang lain sebagai sistem lokal dalam ruang matahari berada.
Kecepatan berputar 450 km/detik dalam waktu 225 juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar lengkap. Benda angkasa lain yang berupa bintang-bintang juga bertaburan di langit. Bintang memancarkan cahaya dan panas sendiri karena suhu yang tinggi. Salah satu contoh bintang adalah matahari.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
1. Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini dikemukakan oleh Hubble, yang menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat rayamengembang menjadi lebih luas.
2. Teori Ledakan Besar
Teori ini menjelaskan bahwa dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya menyimpan suhu dan energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menimbulkan ledakan besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagad raya. Salah satu pendukung teori ini adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
3. Teori Keadaan Tetap
Teori ini menjelaskan bahwa materi baru yang berupa hidrogen telah mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagad raya. Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Di dalam teori ini dijelaskan pula bahwa jagad raya tetap keadaannya dan akan selalu tampak sama. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami perubahan.
Berikut beberapa anggapan mengenai jagad raya :
1. Anggapan Antroposentris
Anggapan ini menyatakan bahwa manusia merupakan pusat segalanya. Anggapan ini muncul sejak manusia primitif. Bangsa Ibrani pada masanya menganggap langit disangga oleh tiang-tiang raksasa, sedangkan matahari, bulan, dan bintang melekat di langit serta hujan yang turun melalui jendela-jendela yang berada di langit. Anggapan ini bermula dari konsep alam semesta bangsa Babylon.
2. Anggapan Geosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta dan pusat segala kekuatan, benda langit lainnya bergerak mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada abad ke-6sebelum Masehi. Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa ilmuan, seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.
3. Anggapan Heliosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa matahari merupakan pusat jagad raya. Anggapan ini muncul sejakberkembangnya penelitian yang didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula sifat keingintahuan ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.
Keberadaan anggapan Heliosentris juga didukung oleh beberapa ilmuwan, seperti: Galileo, Isaac Newton, Nicolaus Copernicus, dan Johanes Kepler.
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda - benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.
Jagat Raya dengan segala isinya masih menyimpan misteri. Sebagian sudah ada yang terungkap, namun masih banyak yang belum diketahui, misalnya dimana batas / dinding dari ruang yang disebut alam semesta / Jagat Raya tersebut ? Maka, jawabannya adalah tidak terbatas. Mengapa ? Karena hingga saat ini kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologinya belum dapat membuktikan dimana ujung / dinding dari ruang Jagat Raya tersebut.
Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.
B. Teori Pembentukan Jagat Raya
Apakah yang disebut jagad raya? Bagaimanakah bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya telah banyak dikemukakan para ahli astronomi. Teori ini telah berkembang sepanjang waktu sejalan dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli astronomi telah banyak mengungkap rahasia alam semesta, jika manusia melihat ke angkasa seolaholah batas pandang kita berbentuk setengah lingkaran dikatakan para ahli astronomi “Bola Langit”.
Bola langit adalah suatu ruang (space) yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah berbentuk lingkaran (seperti bola). Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang. Proses tersebut tidak berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut spiral lain yang terkenal yaitu kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Galaksi Bimasakti disebut juga Milky Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda), astronom yang pernah menyelidiki galaksi ini di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier, dan Shapley. Galaksi Bimasakti dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Inti Galaksi Bimasakti terletak di arah gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari matahari.
2. Bimasakti berbentuk keping atau roda cakram, dan porosnya sebagai inti sistem.
3. Corak atau struktur spiral dengan massa lebih kurang 100 miliar massa matahari yang sebagian besar tidak terlihat dalam kabut gelap atau bintang yang hampir padam.
4. Garis tengah susunan perbintangan 80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun cahaya sampai mencapai 15.000 tahun cahaya di tengahnya.
5. Matahari berada pada jarak 30.000–35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.
6. Matahari dengan bintang-bintang lain sebagai sistem lokal dalam ruang matahari berada.
Kecepatan berputar 450 km/detik dalam waktu 225 juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar lengkap. Benda angkasa lain yang berupa bintang-bintang juga bertaburan di langit. Bintang memancarkan cahaya dan panas sendiri karena suhu yang tinggi. Salah satu contoh bintang adalah matahari.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
1. Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini dikemukakan oleh Hubble, yang menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat rayamengembang menjadi lebih luas.
2. Teori Ledakan Besar
Teori ini menjelaskan bahwa dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya menyimpan suhu dan energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menimbulkan ledakan besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagad raya. Salah satu pendukung teori ini adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
3. Teori Keadaan Tetap
Teori ini menjelaskan bahwa materi baru yang berupa hidrogen telah mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagad raya. Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Di dalam teori ini dijelaskan pula bahwa jagad raya tetap keadaannya dan akan selalu tampak sama. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami perubahan.
Berikut beberapa anggapan mengenai jagad raya :
1. Anggapan Antroposentris
Anggapan ini menyatakan bahwa manusia merupakan pusat segalanya. Anggapan ini muncul sejak manusia primitif. Bangsa Ibrani pada masanya menganggap langit disangga oleh tiang-tiang raksasa, sedangkan matahari, bulan, dan bintang melekat di langit serta hujan yang turun melalui jendela-jendela yang berada di langit. Anggapan ini bermula dari konsep alam semesta bangsa Babylon.
2. Anggapan Geosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta dan pusat segala kekuatan, benda langit lainnya bergerak mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada abad ke-6sebelum Masehi. Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa ilmuan, seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.
3. Anggapan Heliosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa matahari merupakan pusat jagad raya. Anggapan ini muncul sejakberkembangnya penelitian yang didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula sifat keingintahuan ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.
Keberadaan anggapan Heliosentris juga didukung oleh beberapa ilmuwan, seperti: Galileo, Isaac Newton, Nicolaus Copernicus, dan Johanes Kepler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar